Kota Semarang merupakan ibukota provinsi Jawa Tengah dan lokasi Semarang yang berada di tengah membuat daerah ini menjadi pusat perekonomian dan wisata. Lokasi Kota Semarang berada di pesisir utara Pulau Jawa yang membuat wisata pantai menjadi salah satu andalaan. Akan tetapi, wilayah pantai merupakan wilayah yang mudah mengalami perubahan fisik. Perubahan tersebut dapat terlihat dari maju atau mundurnya garis pantai. Pesisir utara Kota Semarang merupakan pesisir terindikasi adanya ancaman abrasi dan land subsidence sehingga muncul kekhawatiran dari masyarakat dan pemerintahan untuk dapat melakukan penanggulangan sedini mungkin. Salah satu awal usaha untuk menekan bahaya tersebut adalah dengan melakukan monitoring garis pantai. Salah satu cara dalam rangka monitoring garis pantai dengan melakukan pengukuran Global Positioning System (GPS) atau Global Navigation Satellite System (GNSS), pembuatan benchmarck (BM), dan mistar.

Kelompok pengabdian masyarakat Departemen Oseanografi FPIK Undip memberikan pengetahuan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini kepada masyarakat di sekitar wilayah Pelabuhan Tanjung Emas di Tambakrejo Semarang. Kegiatan ini dilakukan dengan memberikan pengetahuan mengenai bahaya dari proses abrasi dan land subsidence jika tidak dimitigasi dengan baik kepada masyarakat sekitar melalui modul pengabdian. Modul pengabdian tersebut ditulis dengan bahasa yang mudah dipahami agar dapat menjadi pedoman bukan hanya bagi masyarakat sekitar tetapi juga untuk wisatawan yang datang. Selain itu, dilakukan juga pembuatan dan pemasangan benchmark dan mistar serta pemberian papan nama di kawasan Tambakrejo, Semarang ini. Kegiatan tersebut diharapakan dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat pesisir tentang pentingnya mitigasi bencana banjir sebagai upaya peningkatan wisata Pelabuhan Tanjung Emas. Selain itu, kegiatan ini diharapkan dapat membantu stakeholder terkait umumnya mengenai peningkatan mitigasi bencana di daerah tersebut.